Bismillahirrohmanirrohiim.
Disuatu sore hari sang ayah
bersama anak laki-laki yang baru saja menyelesaikan pendidikan tinggi duduk
menikmati secangkir kopi dan pisang goreng buatan sang istri tercinta. Tiba
–tiba seekor burung kutilang hinggap didahan pohon mangga yang ada di teras
belakang tempat mereka menikmati
kopinya.
Sang Ayah menunjukkan jarinya
kearah burung kutilang yang hinggap itu, sambil bertanya, “nak, coba kau lihat
apakah yang hinggap didahan itu?”
“Burung kutilang, yah ….. jawab
sianak. Si ayah mengangguk-angguk, namun tak lama kemudian mengulang pertanyaan
yang sama.
Pikir si anak pendengaran sang
ayah mulai berkurang, lalu dia menjawab dengan suara agak sedikit kuat “ itu
burung kutilang, yah “
Namun sang ayah mengulang lagi
pertanyaannya. Sang anak jadi bingung dengan pertanyaan ayah nya yang
diulang-ulang, lalu menjawab dengan suara yang lebih kuat lagi “ BURUNG KUTILANG
!!!!“
Mendapatkan jawaban anak dengan
suara yang sangat keras, sang ayah terdiam seketika. Namun sang ayah tetap
mengajukan pertanyaan yang sama lagi. Sang anak mulai kesal dengan pertanyaan
ayah, lalu dia berteriak dengan bercampur kesal “AYAH …..ITU BURUNG KUTILANG
…!!!!”
Walaupun sang anak sudah menjawab
dengan suara yang sangat nyaring, sang ayah tetap saja mengajukan pertanyaan
yang sama. Mendapatkan pertanyaan yang sama sang anak benar-benar hilang kesabarannya dan menjadi
marah.
Dengan nada kesal sang anak sedikit berteriak , “ Ayah….!!! Saya tidak tahu ayah paham atau tidak, tapi sudah 5 kali ayah hal yang sama dan saya sudah juga menjawabnya. Ayah ….apalagi yang saya mau katakana pada ayah, ”ITU BURUNG KUTILANG …!!!!” …… “ BURUNG KUTILANG …!!!!”…… Ayah…!!! Dengan nada yang sangat kesal.
Lalu sang ayah bangkit dari
duduknya, menuju ke lemari yang ada didalam ruang baca. Dan tak lama sang ayah
kemabli keteras belakang sambil membawa sesuatu ditangannya, dan langsung
diberikan pada anaknya.
Dengan penuh kebingungan sang
anak membuka buku yang diberikan sang ayah. Mata sianak langsung tertuju pada
sebuah paragraph yang tertulis dibuku itu.
Hari ini aku mengajak anak ku
yang berumur 5 th bermain di halaman ,
tiba-tiba seekor burung kutilang hinggap dipohon. Melihat ada burung yang hinggap
itu, menjadi pusat perhatian anakku, “ Ayah, itu apa ?” dengan semangat aku beritahu
padanya, “Itu burung kutilang, nak”.
Aku pikir dia langsung puas dengan jawabanku, ternyata dia mengulang pertanyaan berkali hingga 25 x, walau pertanyaan sama, namun aku selalu menjawabnya dengan penuh kasih sayang pertanyaan itu, karena untuk memenuhi perasaan ingin tahunya itu. Aku berharap hal ini menjadi sesuatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.
Aku pikir dia langsung puas dengan jawabanku, ternyata dia mengulang pertanyaan berkali hingga 25 x, walau pertanyaan sama, namun aku selalu menjawabnya dengan penuh kasih sayang pertanyaan itu, karena untuk memenuhi perasaan ingin tahunya itu. Aku berharap hal ini menjadi sesuatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.
Setelah selesai membaca paragraph
tersebut sianak mengangkat muka dan memandang wajah sang ayah yang kelihatan
sayu. Dengan suara lirih sang ayah
berucap, “ Hari ini ayah baru bertanya padamu dengan soal yang sama sebanyak 5
x , dan kau telah kehilangan kesabaran serta marah”
Mendengar ucapan sang ayah, sang
anak seketika itu juga bersimpuh di kaki sang ayah dan menangis memohon ampun
atas apa yang telah ia perbuat pada
ayahnya.
Renungan :
Kesabaran adalah kesedian kita untuk menjalani / menikmati proses
satu demi satu dari hari kehari. Marilah kita bersabar, dan hidup kita
akan terasa nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan
bukannya penderitaan.
KESABARAN ADALAH RAHASIA TERPENTING UNTUK MENIKMATI HIDUP
*manggut-manggut*
BalasHapusbelajar untuk sabar itu gak mudah, tapi bukan berarti gak bisa
smg qt jd pribadi yg bs slalu mnahan esmosi eh emosi
hehe
aamiin
terlihat yang muda memang gampang marah.. semoga bisa melatih kesabaran
BalasHapusbw pagi
Emang ya Bun, terkadang kita sulit menghadapi kesabaran dengan para orang tua.
BalasHapusPadahal waktu kita kecil dudlu dgn sabarnya mereka mengajari dan menghadapi kita, seperti kita skg ini...meghadapi anak - anak
Selalu terharu baca kisah serupa ini, ach jadi makin kangen Ayahku ;)
BalasHapusTrims ya Mbak...
Renungan yg menusuk hati, sering kita tidak berkaca terlebih dahulu untuk mengeluh pada org lain. Ispirasi postingannya mbak
BalasHapusjadi inget dg papaku yg sudah mulai berkurang pendengarannya. itu berarti aku juga harus lebih bersabar setiap menjawab pertanyaannya karena papa sering mengulangi pertanyaannya. Dia sering tidak kedengaran dg jawabanku.
BalasHapusteringat papaku yg sudah mulai berkurang pendengarannya. akku harus lebih sabar lagi ya menghadapi pertanyaannya
BalasHapusaku pernah membaca kisah ini di intisari. dan aku selalu teringat bagaimana kisah ini pun mewarnai hidupku yg dikelilingi dua jagoan yg msh suka nanya2..harusnya aku bisa sabar juga pada mereka ya mbak..
BalasHapusBagus maknanya.
BalasHapusKalau saya ditanya sampai berulang-ulang begitu mungkin akan berkata : " he..itu telinga apa wajan sih " ha ha ha ha.
Salam hangat dari Surabaya
Ini adalah salah satu bukti, bahwa anak tak akan bisa membalas budi baik orang tuanya. TT__TT
BalasHapus