Senin, 21 Maret 2011

Bermasyarakat ala semut

Pada gambar disamping terlihat semut membawa sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya sendiri. Ini membuktikan bahwa semut adalah "pekerja keras". Dan apakah makanan yang dibawa ini untuk dirinya sendiri? Jawabannya "tidak", karena semut memiliki sifat berbagi yang sangat tinggi. Semut  selalu mengundang teman mereka ke setiap sumber makanan yang ditemukan untuk berbagi makanan, bahkan semut membagikan makanannya yang berada di temboloknya kepada teman mereka.  




Dalam koloni semut, "semut besar" tidak berkembang dengan memakan "semut kecil". Ia malah memberi makan "semut kecil" dan membuatnya tumbuh. Jika masyarakat kita  memiliki sifat berbagi ini, mungkin tidak akan kita temukan lagi rakyat Indonesia ini yang hanya mampu memakan nasi aking atau balita yang  mengalami gizi buruk. 

 
Bagaimanakah semut berbagi sumber makanan kepada teman mereka ..?  Semut penjelajah pertama yang menemukan sumber makanan mengisi temboloknya dan pulang. Selagi pulang, ia menyeret perutnya di tanah tiap berapa jarak dan meninggalkan isyarat kimiawi. Namun, ajakan ini tidak berakhir di sini. Ia mengitari bukit semut beberapa kali sejenak. Ia melakukannya sekitar tiga hingga enam belas kali. Gerakan ini memastikan adanya hubungan dengan teman-teman sesarang. Ketika si penjelajah ingin kembali ke sumber makanan, semua teman yang telah ditemuinya ingin mengikutinya. Terlihat jelas bahwa perilaku semut yang sama sekali tidak egois dan menunjukkan realitas pengorbanan terhadap sesamanya.

Begitu tingginya solidaritas dan pengorbanan diri di dalam masyarakat semut ini. Seandainya manusia menggunakan prilaku semut ini, maka tak ada lagi  kita temui orang yang  melanggar hak orang lain demi kepentingan diri sendiri.


Semut juga mempunyai kemampuan  untuk memahami keinginan semut lain. Dalam berkomunikasi semut menggunakan "bahasa antena" dengan sentuhan.
Isyarat antena semut yang dilakukan dengan bersentuhan ini digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya: dimulainya makan, ajakan, dan pertemuan sosial agar teman-teman sesarang saling mengenal. Melalui sentuhan antena pendek ini menunjukkan bahwa semut mampu  berbicara di antara mereka

Seandainya dalam masyarakat kita mempunyai kemampuan memahami keinginan seperti yang di milik semut ini, tidak akan kita temui lagi orang - orang yang saling bersitegang dengan mempertahankan pendapatnya sendiri. Tidak akan kita lihat lagi kericuhan di sidang DDR atau MPR yang telah mempunyai intelektual yang tinggi. 

17 komentar:

  1. Semut sangat terkenal sifat gotong royongnya semoga kita tertular dengan mahluk ciptaan tuhan tersebut.

    BalasHapus
  2. Yan....gak seru juga kalau masyarakat kita punya sifat kayak semut... ntar gak ada lg berita heboh di televisi he he he...

    BalasHapus
  3. Nice mbak.. belajar dr semut..
    mbak benar, semangat gotong royong anak negeri udah mulai luntur, skrg org2 cenderung cuek. Tapi gak boleh pesimis, masih ada sebagian dr anak negeri yg masih punya semangat gotong royong seperti semut2. Mudah2an bangsa kita bs lebih baik lagi ke depannya.

    BalasHapus
  4. dari hewan yang kecil aja bisa banyak banget yang dipelajari yak?.. Allah tidak menciptakan sesuatu itu sia-sia..

    belajar dari semut yang tolong menolong, tanpa pamrih.. hean sekecil itu aja bisa kenapa manusia nggak?

    BalasHapus
  5. Semut yang tak pernah lelah untuk saling bergotong royong..sifat berbaginya yang selalu ada.
    Kita bisa belajar banyak dari semut mb..

    BalasHapus
  6. wah mabk hariyanti ini memang pandai sekali filosofinya saya jadi tergugah mbak..... memang bener sekali semut itu tidak egois ada rejeki ya dibagiin dengan semut yang lain, andai dinegri ini banyak orang meniru itu gak akan ada jerit kelaparan & tangis bayi kurang gizi....

    BalasHapus
  7. intinya semut tidak serakah ya. dia murah hati dan pekerja keras

    BalasHapus
  8. kunjungan pertama salam kenal... ^__^

    banyak pelajaran yang kita ambil dari semutt, kebersamaannya,saling berbagi,tolong menolong,....

    BalasHapus
  9. bagus banget artikelnya.salam kenal,klu ada waktu kunjungi blog ane ya

    BalasHapus
  10. yagh itulah manusia tidak hanya di negri ini hampir semuanya begitu,..
    terlalu sulit mungkin buat manusia untuk mengkuti pola kerja sama bangsa semut.tapi mari di mulai dari sendiri...salam

    BalasHapus
  11. kuasa allah yg harus kita dalami dlm ilmu pengetahuan

    BalasHapus
  12. ternyata manusia bisa belajar banyak dari makhlukNya yang sekecil semut. subhanallah! :)

    oia, saya ijin share. mohon jangan dianggap sebagai spam. namun jika tidak berkenan, dihapus saja tidak apa-apa.

    seorang adik dari anak didik teman saya saat ini sedang membutuhkan bantuan seikhlasnya, baik berupa doa untuk kesembuhannya maupun dalam bentuk finansial. Saat ini dana yang terkumpul baru sekitar 3,5 juta, sementara yang dibutuhkan sekitar 50juta.

    info lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.

    Nurul Safika

    silahkan di share ke rekan-rekan yang lain.
    insya Allah, kebaikan anda semua mendapatkan balasan Tuhan yang Maha Esa.
    terima kasih.

    BalasHapus
  13. Mba, sarah ada award buat mba, kalu berkenan bisa di ambil..

    BalasHapus
  14. hmm, ciptaan Allah bener2 bisa diambil sisi positifnya dari segala sudut yah..

    ouh semuuut, indahnya kehidupannya

    BalasHapus
  15. mbak... ternyata semut memberikan banyak 'pelajaran' berharga bagi kita ya, sayangnya selama ini kita tidak memperhatikannya. makasih sharingnya. bagus banget lho.

    BalasHapus
  16. meskipun semut kecil, tapi pelajaran yg dapat diambil darinya besar sekali ya tante.

    BalasHapus