Rabu, 22 Januari 2014

# 1Hari 1 Ayat : Berkeluh kesah tak ada gunanya


Bismillahirromanirrohim

Surah Al Ma'arij (70) ayat 19

" Duh..... hujan kok nggak berhenti-henti sich, naa.... banjirkan jadinya, jadi nggak bisa kemana-mana dach ....!!!"

" Ya ampun, ini kerjaan kok nggak habis-habisnya sih, benar-benar tepar dach....!!! "

" Astaga....naik lagi harga barang -barang..... Gajinya  nggak naik-naik , gimana mau bisa cukup nih..!!"

Disadari atau tidak, hampir setiap saat kita mengeluh. Ternyata benar ya, seperti yang di firmankan Allah, bahwa : 


inna al-insaana khuliqa haluu'aan 
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.


Membaca ayat ini, rasanya seperti disentil telingan ini. Menyadarkan kita pada kekurangan yang ada dalam diri kita, yang selalu saja berkeluh kesah disaat mendapatkan masalah / ujian.

 “Seorang hamba memiliki derajat di surga. Ketika ia tidak dapat mencapainya dengan amal-amalnya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu” 
(HR. Thabrani)    

Jadi masalah yang diberikan Allah sebagai bentuk ujian untuk meningkatkan derajat seorang hamba. Ini adalah wujud kasih sayang-Nya kepada para hamba Allah, maka tidak ada hamba Allah di dunia ini  yang luput dari ujian. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah cara mereka menyikapinya. Ada yang berkeluh kesah berkepanjangan seperti orang paling menderita sedunia, tapi ada juga yang adem ayem seperti orang yang  nggak pernah punya masalah, terlihat jalan hidupnya mulus-mulus aja, tidak ada batu sandungan dalam dia melangkah. 

Mengapa ada yang begitu tenang sikapnya dalam setiap menghadapi masalah..? Mereka itu adalah orang -orang yang telah dijelaskan oleh Allah pada ayat 22 ( Kecuali orang -orang yang mengerjakan shalat ), ayat 23 (Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya ) dan pada ayat 34 ( Dan orang-orang yang memelihara shalatnya). 

Yang dimaksud memelihara shalatnya adalah menjaga waktu shalat (tepat waktu), menjaga rukun-rukun shalatnya  dan ke khusyu'annya. Berbahagia sekali mereka yang mampu memelihara shalatnya, sehingga ia terhindar dari berkeluh kesah, baginya berkeluh kesah itu tak ada gunan-ya, tidak menyelesaikan masalahnya, serta tidak melepaskan dirinya dari masalah itu.

Orang-orang tersebut memiliki keyakinan bahwa setiap peristiwa yang terjadi pasti atas ijin Allah, dan Allah sedang memperlihatkan "sesuatu" kepada mereka yang mampu melihat hikmah di balik permasalahan tersebut. Mereka yakin Allah memberikan ujian itu sesuai dengan batas kemampuan hamba-Nya ; " Aku tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan" (QS. al-Baqarah : 286). 

Disaat kita menghadapi masalah, ibaratnya seperti anak sekolah yang melaksanakan ujian semester atau UN. Seperti kita ketahui bahwa ada yang menjadi pembuat soal dan tentu sudah menyiapkan juga kunci jawaban. Jadi setiap soal pasti ada jawabannya. 

Begitu juga dengan ujian / masalah yang Allah timpakan pada kita, pasti sudah disiapkan juga oleh Allah solusinya. Jadi yang harus kita lakukan adalah lebih mendekatkan diri lagi pada-Nya yang memiliki solusi dari permasalahan kita tersebut. Memelihara shalat itu adalah cara kita mendekat diri pada-Nya. Hanya pada Allah kita meminta pertolongan tersebut, "Berdo'alah /mintalah kepada-Ku, niscaya AKU kabulkan untukmu" (QS. Al-mukmin ;60). 

So..... tak ada guna toh kalau terus menerus berkeluh kesah. Agar kita tidak menjadi orang yang kufur nikmat Allah, maka mulai saat ini berhentilah berkeluh kesah, apalagi di wall Fb....nggak banget dach...!!!!









           

7 komentar:

  1. benar ya, manusia itu selalu saja berkeluh kesah. Saya stuck nih mak... 1 hari 1 ayatnya gak konsisten hiks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. loh knp jadi stuck mbak....
      oh ya ada auran nggak boleh lebih dari 500 kata , tadi baru diberi tahu mbak Prima.... piye ya ..??

      Hapus

  2. Informasinya diatas sangat luarbiasa gan, terimakasih dan semoga informasi ini dapat menambah ilmu kita semua

    BalasHapus
  3. tetap berkhusnudzan kepada Alloh membuat kita tetap semangat, apapun ujian yang menimpa...(in shaa Alloh bisa)

    BalasHapus
    Balasan
    1. In Sya allah ... smg akan selalu berkhusnudzan kepada Alloh, mbak

      Hapus
  4. alhamdulillah, aku belajar banyak dari postingan ini. terima kasih ya Mba Yanti. Oya, ttg buku Bingkai Rindu Samara: skrg sptnya sdh tdk diterbitkan lg mba. itu dulu buku antologi terbitan majalengka press. buku diterbitkan terbatas hanya sejumlah pesanan. saya sempat memilikinya tapi saya berikan ke kakak. saya pun tak mengoleksi. kalo mba Yanti berminat menulis, bisa gabung di IIDN mba. Mbak temenan saja sama saya di nia wardany, nanti saya cb masukkan kesana. disana ada banyak pelajaran menulis dan tawaran naskah dr penerbit mayor jk sanggup menyelesaikannya.

    BalasHapus