Selasa, 17 Desember 2013

Memahami Cara Allah Menyayangi Hamba-Nya

Bismillahirromanirrohim

Ulangan umum semester ganjil sudah selesai, dan dilanjutkan dengan mengolah nilai yang di peroleh siswa-siswa. Alhamdulillah, proses pengolahan nilai dan pencetakkan raport sudah sangat dimudahkan dengan kemajuan teknologi, nggak manual seperti dulu lagi.

Sebelum rapat esok hari, siswa-siswa sudah dapat mengetahui nilai akhirnya. Dengan tujuan untuk memberi kesempatan bagi siswa-siswa untuk melengkapi nilai yang belum ada atau memperbaiki nilai yang masih kurang.

Setelah semua nilai saya input, secara otomatis nilai akhir  yang akan menjadi nilai di raport muncul dilayar monitor komputer. Dan terlihatlah nilai semua siswa tersebut, ada yang sudah mendapatkan nilai diatas KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) tapi ada juga  yang masih dibawah KKM.  Bagi mereka yang memiliki nilai dibawah KKM diharuskan untuk memperbaiki hingga mencapai nilai KKM. 

Saya membuat Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) pada pelajaran biologi untuk siswa kelas XII adalah 80. Setelah saya selesai input nilai secara keseluruhan. Bila masih ditemukan  angka genting seperti 78 atau 79 dan nilai yang masih kurang, mulailah  hati nurani yang bicara. Saya akan melihat keseharian siswa tersebut, jika prilakunya baik , disaat diberi tugas selalu mengumpulkanya tepat waktu, santun, aktif di saat proses belajar dikelas adalah menjadi pertimbangan saya untuk menambahkan nilai siswa tersebut. Jika kriteria itu saya temukan pada siswa yang memiliki nilai genting dan yang masih kurang tersebut dengan ihklas saya merubah nilai tersebut menjadi 80, tanpa memberikan tugas tambahan. Maka jadilah nilai gabungan akademik dengan prilaku.

Tapi akan berbeda jika kriteria tersebut tidak  didapatkan pada siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM, nilainya menjadi apa adanya, sehingga beberapa diantaranya yang sudah mengetahuinya akan segera mencari gurunya untuk minta diberi kesempatan untuk perbaikan nilai, dan biasanya saya akan memberikan ulangan perbaikan ( remedial ) atau tugas tambahan dan kalau masih saja ada yang belum tuntas akan di ulang lagi hingga mencapai nilai yang sudah di standarkan sehingga dia pantas mendapatkan nilai mencapai KKM tersebut.

Disaat saya mengolah nilai siswa-siswa tersebut, ada sesuatu yang menjadi renungan saya. Jika siswa mempunyai prilaku baik secara otomatis guru membantunya dengan menambahkan nilai siswa tersebut. Yang menjadi Renungan saya......."mungkin seperti ini pulalah   cara Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya, Allah memberikan rezeki adalah dengan sebuah kelayakan". 

Saya jadi teringat disaat saya memberikan sesuatu yang diminta Yoga, selalu saja ada syaratnya. Jadi permintaan Yoga nggak langsung terpenuhi, ada proses yang dia harus dilakukannya. Tapi tak jarang juga saya memberikan kejutan pada Yoga, memberikan sesuatu yang sangat diinginkannya namun dia tak menduga akan diberikan. Apa yang menjadikan alasan saya memberikan kejutan pada Yoga ..? 

Saya dan suami selalu memperhatikan kegiatan ibadah hariannya, jika dia melakukannya dengan baik dengan tidak menunggu di suruh terlebih dahulu, maka kami berikan reward untuknya. Hanya untuk motivasi dia agar melakukannya lebih baik lagi. Karena Yoga masih sering saja diingatkan akan  ibadah hariannya, seperti shalat dan membaca Al-quran.

Saya berpikir seperti itu pula kali ya, cara Allah memberikan kita rezeki, Allah memberikannya dengan sebuah kelayakkan. Jika kita sudah melakukan semua perintahnya, maka kita memantaskan diri akan rezeki-Nya. Dan Allah memberikan pasti tepat pada waktunya dengan cara-Nya dan selalu memberikan yang terbaik untuk kita. 

Namun seringkali kita terlalu sibuk mengejar rezeki, tapi kita mengabaikan kepantasan diri akan rezeki yang kita harapkan, terlalu sibuk mengais rezeki, tapi mengabaikan  apa yang menjadi hak-Nya, seperti dalam firman-Nya dalam Al-Baqarah (2) ayat 186 ; 


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Allah tidak meminta kita mengejar rezeki, tapi yang harus kita lakukan adalah menata diri untuk menjadikan diri kita pada sebuah kelayakan akan rezeki-Nya, agar rezeki lah yang akan mengejar kita.  Karena Rezeki itu berasal dari-Nya. Inilah yang menjadi renungan yang harus saya ingat selalu.

Kalau saja masih sering kita mengabaikan panggilan-Nya ( suara azan ), disaat kita sibuk dengan pekerjaan, selalu saja terucapkan "ntar ah, nanggung nih" dan terus saja melanjutkan pekerjaan tersebut. Sering kali berharap rezeki yang tak diduga-duga kita dapatkan, tapi kita masih saja tidak memberikan waktu lebih untuk beribadah dan sujud pada-Nya. Bagaimana mungkin Allah akan memberikan Reward-Nya..?

Hal ini tak ubahnya seperti pagawai di sebuah perusahan yang mengerjakan pekerjaaannya  yang standar-standar saja, sedikit sekali loyalitas yang dilakukan. Coba kita bayangkan jika melakukan pekerjaan dengan menggunakan waktu yang bukan jam wajib , misalnya  kalau dia bekerja dengan "overtime" pasti akan ada tambahan finansial yang ia  peroleh dari pimpinan perusahan tersebut.

Bayangkan kalau kita juga melakukan "overtime" dalam beribadah, pasti bonus dari Allah luar biasa kita dapati. Kita selalu ingin diberikan-Nya rezeki berlimpah, tapi kita sangat jarang bahkan mungkin tak pernah "overtime" dalam beribadah..... berapa kali dalam seminggu kita menyisihkan waktu untuk melaksanakan shalat tahajjud serta shalat dhuha....?. Selalu saja ingin doa-doa kita dikabulkan-Nya segera, tapi kita jarang sekali " on time " dalam beribadah, berapa kalikah kita dalam sehari menunggu waktu shalat ....?. Ingin selalu mendapatkan kasih sayang-Nya, tapi apakah "any time"  kita mengingat-Nya....?. Manakah kelayakkan yang telah kita perbuat untuk memperoleh semuanya...?

Kita sering kali sedih, keinginan kita tidak terpenuhi, tidak dikabulkan-Nya doa kita. Kalau saja kita menyadari bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita, rasa sedih itu akan hilang. Mungkin saja jika kita memperoleh segera apa yang kita minta, akan membuat kita berkurang beribadahnya, atau mungkin menjadikan kita tidak menjadi lebih baik karenanya.

Saya ingat, beberapa waktu yang lalu Yoga mencoba merayu ayahnya minta dibelikan motor "Bison". Kami tidak memberikannya, dengan pertimbangan usia Yoga belum waktunya untuk memiliki SIM, dan pertimbangan lainnya, jenis motor seperti itu kecenderungan membuat orang-orang yang mengendarainya dengan kecepatan tinggi, bagi kami itu akan membahayakan Yoga nantinya.

Begitu juga kali ya...mengapa ada beberapa doa yang kita panjatkan pada-Nya digantikan dengan yang lain atau di tunda-Nya. Semuanya pasti demi kebaikan kita. 

Akhirnya saya menyadari ini semua bahwa; Jalan Allah belum tentu yang tercepat dan bukan juga yang termudah .... tapi sudah pasti yang terbaik, karena Allah memberikan lebih dari yang kita bayangkan dengan waktu dan cara-Nya sendiri dan yang harus dilakukan adalah menata diri menjadi lebih baik untuk menjadi layak akan karunia-Nya.




26 komentar:

  1. bener sekali, Allah selalu memberikan jalan yang terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terbaik bagi Allah belum tentu terbaik bagi kita ya..kadang pahit dapatnya

      Hapus
    2. semoga Allah memberikan kita hati yg dgn penuh ke ihklasan.... Aamiin

      Hapus
  2. Allahurrobbi... allah maha tau segala2nya...

    BalasHapus
  3. allah memuliakan para hambanya itu dengan melihat dari prosesnya, bukan pada hasilnya. begitu kira2 hehee

    BalasHapus
  4. seandainya semua guru seperti Bu Sukma, Moral manusia akan terbentuk dan kita punya ciri khas sendiri. bangsa yang bermoral. Akhir-akhir ini saya melihat fenomena banyak orang pinter tapi miskin moral.
    Dan lebih asiknya lagi, Bu Sukma mau menarik pelajaran akan keadaan yang dialami, pelajaran itu di bagi kepada para pembaca, saya menarik kesimpulan, jika mau atau pengen segala keinginan terwujud maka mendekatlah kepada Allah. Mendekat dan patuhi segala perintah dan jauhi segala larangan.
    itu saja bu,
    terima kasih atas pencerahannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Agus, makasih ya yg telah dengan cermat membacanya.
      Semoga memberi manfaat utk kita semua.

      Hapus
    2. > Mbak Sukma, teladan yang baik untuk guru-guru lain, juga teladan sebagai istri dan Ibu.

      > Saya rasa begitulah seharusnya memberikan penilaian bahwa pintar itu bukan semata diukur dari angka, tapi yang utama adalah kecerdasan perilaku. Pintar secara angka tanpa diimbangi dengan perilaku yang benar, maka akan banyak kesia-soaan di dalamnya. Sementara banyak diantara orang tua justru menomer satukan kepintaran akademik dan melupakan kepintaran ruhani. Padahal kita tahu semua bahwa siapapun yang sangat dekat dengan Alloh Ta'ala yang menciptakan kepintaran, maka pengetahuan umum Insya Alloh akan gampang dipahamkan

      Hapus
    3. Makasih ya Mas Ies suportnya.
      Mas Ies, saya sedang belajar melakukan yg seharusnya.
      Semoga Allah selalu membimbing saya utk melakukan yg terbaik... Aamiin

      Hapus
    4. saya dan istri tidak terjebak pada statistik.walaupun kepintaran intelejen kami biasa aja, kami tutupi dengan kepintaran sosial dan religius.
      walau sulit

      Hapus
  5. reward akan membuat sang anak menjadi bersemangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang kita lebih sering memberikan sangsi dari pada reward, padahal dampaknya jauh lebih baik dgn reward dr pd sangsi utk menerapkan ssesuatu...... benar ngak sih mas ...?

      Hapus
  6. iya, kita diharuskan untuk menata diri dalam kehidupan
    setujong!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.... karena hidup ini adalah sebuah PROSES.

      Hapus
  7. aku sering merasa sedih dan kadang menyalahkan Tuhan jika keinginan tidak segera terkabulkan. kadang berpikir kenapa orang jahat kok justru diberi kemudahan dalam menggapai dunianya. itu jika pikiran lagi eror :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. manusia sekali mas... tapi pasti hanya sesaat ... iya khan mas

      Hapus
  8. Subhanallah...artikel yang sangat menarik dan bermanfaat banget nie Bu Sukma, sehebat-hebatnya rencana manusia pastilah lebih hebat rencanya Allah dan pastinya Allah Maha Mengetahui segalanya, Ijin follow blognya ya bu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ... artikel dpt memberikan mafaat, mas
      dgn senang hati sdh follow blog saya, makasih ya.... smg saling bersilahturahim

      Hapus
  9. Sesungguhnya allah menciptakan manusia untuk mencintai allah, Maka allah akan lebih menyayangi kita :D

    BalasHapus