Bismillahirromanirrohim
Setiap orang pasti punya impian, tak terkecuali saya, punya impian... Memiliki impian menjadikan kita bersemangat menjalani hari-hari, kita menjadi punya suatu target yang akan kita gapai. Kadang-kadang celoteh ringan dalam suatu obrolan tanpa kita sadari adalah sesuatu yang ingin diraih.
Saya jadi ingat celoteh saya kepada ibu pada tahun 1982, disaat ibu sibuk-sibuknya mempersiapkan perkawinan kakak no 4. Saya merasakan ribetnya persiapan yang di lakukan oleh kedua orang tua saya, melibatkan keluarga besar dari pihak ibu, maklum lah kalau sudah mengikuti Adat istiadat Ranah Minangkabau, acara adat yang harus di lakukan banyak juga. Duh saya pikir ribet banget ya, saya sempat nyeletuk kepada ibu...."Ibu.... Nanti kalau saya mau menikah, ibu gak akan repot seperti ini lagi, ibu dan papa akan seperti para tamu, gak ikut repot dan pusing mempersiapkan perkawinan saya". Mendengar celoteh saya seperti itu, ibu langsung sanggah ...."gak lah, selama ibu sehat ... Ibu juga akan urus perkawinan mu". Saya dengan semangatnya juga membalas.... "Tenang....bu, nanti dengan perkawinan saya, Insya Allah akan saya buat ibu dan papa duduk-duduk manis aja".
Waktu saya berceloteh itu, hanya sebatas celoteh ringan, sedang menghibur diri, karena mumet, melihat ribetnya mempersiapkan suatu acara. Dan setelah itu saya tak lagi memikirkannya.
Subbahanallah ..... Alhamdulillah, tanpa saya sadari disaat mempersiapkan perkawinan, saya betul-betul tidak melibatkan kedua orang tua saya. Saya hanya minta bantuan kakak tertua dan kakak nomor 6 yang Kebetulan berada dekat dengan saya di Balikpapan. Dan itu tidak saya sangka saya bisa melakukannya. Kedua orang tua saya datang beberapa hari menjelang acara dilaksanakan dan semua persiapan sudah selesai, Kebetulan saya hanya membuat acara yang sangat sederhana sekali, tidak menggunakan acara adat, Yaa.... Yang standarlah..... Akad Nikah dilaksanakan pagi hari jam 10 pagi dan pada malam harinya acara resepsi. Setelah selesai acara, ibu mengingatkan saya pada "celotehan" saya beberapa puluh tahun yang lalu. Kata ibu...."Allah kabulkan ya, nak .... Apa yang kamu cita-citakan dulu". Saat itu saya sempat bingung, saat ibu mengatakan hal tersebut, lalu ibu mengingatkan kembali kejadian beberapa tahun yang silam. Barulah saya ingat kejadian tersebut. Saya baru menyadari bahwa itu adalah impian saya dulu.
Impian saya yang lain adalah ingin memiliki rumah yang dapat menampung tamu banyak. Kejadian ya berawal di tahun 1993, saat hari Raya Idul Fitri, saya mendapat kunjungan murid , dan seperti biasa murid selalu datangnya berombongan. Saat itu ada 3 kelas yang datang bersamaan, saya bingung sekali menyambutnya, maklum rumah kontrakan kami kecil sekali dengan tipe 45, ruang tamu dan ruang makan yang kecil, jelas sekali tidak bisa menampung mereka sekaligus. Akhirnya sebagian duduk diteras rumah, sedih rasanya tidak bisa melayani mereka dengan baik, semakin sedih lagi saat itu hujan deras, beberapa diantara mereka harus berteduh di teras rumah tetangga. Melihat kejadian itu, terbesitlah di hati saya...." Ya Alllah, izin kan saya untuk memiliki rumah yang dapat menampung tamu-tamu saya, sehingga mereka tidak lagi mengalami hal seperti ini".
Setahun kemudian saya di buat sangat haru ..... Alhamdulillah, Allah telah mengabulkan impian saya tersebut, persis dibelakang rumah kontrakan saya, tetangga itu akan menjual sebagian tanahnya untuk renovasi rumah. Tanah yang ukuran 30 x 30 m akan di bagi dua, menjadi 15 x 30 m akan dijual. Berita tanah dijual tersebut membuat saya sempat ragu.... Mampukah kami membelinya??? Allah tidak pernah ingkar janji ..... Jika Allah yang berkehendak, pasti akan terjadi...... Rezeki Allah yang tak di sangka-sangka datang dari pintu mana saja. Alhamdulillah ..... Allah beri kepada kami kemudahan, tanah yang semula di tawarkan Rp40.000/m menjadi Rp 25.000/m .... Allah berikan kemudahan pada kami untuk memiliki tanah tersebut. Rasa syukur dan haru yang luar biasa kami rasakan.
2 tahun kemudian kami baru dapat memulai membangun rumah di tanah tersebut. Kami menabung sedikit demi sedikit, rumah yang akan dirikan sesuai dengan impian kami untuk dapat menampung banyak tamu, maka saya merancang sendiri, ruang tamu dengan ukuran 4x 5,5 meter, ruang makan dan ruang keluarga 4 x 8 m dan ketiga ruang itu tidak ada tembok pembatas... Jadilah ruang terbuka. Dan teras belakang saya buat lebih luas dari teras depan, sehingga ruang-ruang itu mampu menampung tamu-tamu kami. Alhamdulillah ini adalah ruang favorit para tamu, karena mereka bisa santai dengan nyaman di situ. Jadi tak heran kalau sudah begitu mereka betah berlama-lama di rumah......Alhamdulillah satu lagi impian kami Allah telah wujudkan...... Impian yang tadinya kami pikir sebatas angan-angan. Tapi bagi Allah "tidak ada yang tidak mungkin"
Setiap melihat gambar Kabah.... Kami selalu berkhayal....."Kapan ya kami juga bisa memenuhi panggilan Allah, berkunjung kesana". Lagi-lagi, Allah menjawab pertanyaan kami..... Alhamdulillah, Tahun 2009 , Allah izin kan kami berkunjung ke rumah-Nya. Tangis haru deras mengalir yang tak henti-henti begitu kami bisa melihat dari dekat Kabah yang selama ini kami lihat disebuah gambar atau di motif sajadah, dan saat itu kami bisa menyentuhnya dengan tangan kami sendiri...... Subhaanallah ...... Alhamdulillah...... Allaahu Akbar.... Tak henti-hentinya lidah ini mengucapkannya di sepanjang mengelilingi Kabah dengan diiringi tangis haru. Rasa syukur yang luar bisa di rasakan. Lagi-lagi impian yang rasanya sulit terwujud, jika Alllah yang berkehendak .....maka itu akan terwujud....Bagi Allah segalanya jadi mungkin. Allah Maha Kaya
Dan beberapa waktu belakangan ini saya memiliki impian lagi, yaitu ingin memiliki sebuah rumah untuk melewati hari tua disebuah desa dengan rumah impian yang sederhana....khas dengan suasana desanya. Inilah rumah impian saya, saat saya menjalani sisa umur saya kelak. Melihat foto rumah ini saya merasakan rumah yang sangat adem.....tenang, jauh dari kebisingan Kota.
Ya Rabb, ijinkanlah hamba memohon sebuah rumah dariMu,yang tidak terlalu besar tapi halamannya bertaman dan berkolam yang asri, tempat kami tumbuh sebagai keluarga yang mencintaiMu dan yang bermanfaat bagi sesama.
Mohon mampukanlah hamba untuk mulai membangun atau membelinya, ya Rabb Yang Maha Kaya.
Saya ingin menghabiskan hari tua di sebuah desa, meskipun sudah pensiun, saya tetap ingin melakukan sesuatu yang dapat memberi manfaat untuk banyak orang. Jiwa pendidik yang mengalir ditubuh saya, tak dapat saya tinggalkan begitu saja.
Di hari tua, saya ingin tetap menjadi pendidik, saya ingin sekali memiliki "sekolah alam" untuk anak-anak desa yang tak mampu, walau mereka tak mampu tapi masih dapat mengecap Pendidikan yang jadi hak mereka. Dan saya ingin menjadi bagian dari mereka untuk meraih Pendidikan tersebut, sehingga pendidikan tak lagi jadi barang mahal bagi mereka di desa.
Memiliki sekolah alam ini, saya inginnya tak menunggu saya pensiun, saya ingin jauh sebelum saya pensiun saya sudah dapat mewujudkannya....Semoga Allah memudahkan saya menggapai impian-impian saya tersebut.Aamiin.......
Amiinn Allahumma Amiinn, semoga Allah berkenan mengabulkan keinginan mbak Sukma. yang penting selain berdoa, terus berusaha untuk mewujudkan impian itu. Semangat mbak..! :)
BalasHapusAamiin.....
HapusZasachi ..... Makasih ya suportnya