Masih ingat dengan cerita yang di lukiskan pada gambar di atas ?
Yaaa...itu kisah seorang Bapak bersama anaknya dan seekor keledainya. Karena hanya punya satu ekor keledai yang tak mungkin bisa di tunggangi dengan 2 orang, rasa sayang kepada sang anak, sang bapak memutuskan biarlah sang anak saja yang naik keledai tersebut sementara dia masih cukup kuat untuk berjalan kaki mengiringi anaknya. Tapi di perjalanan dia bertemu dengan seseorang dan menghujad sang anak..."anak durhaka, membiarkan bapaknya yang sudah tua berjalan kaki"
Tidak ingin anaknya menjadi durhaka, di putuskanlah biarlah anaknya yang berjalan kaki, sementara dialah yang menunggang keledainya, tak lama kemudian dia bertemu dengan seseorang, langsung melontarkan makian pada dirinya...."jadi orang tua tega amat anaknya yang masih kecil di biarkan berjalan kaki, sementara dia dengan enak-enak naik keledai"
Merasa tak mau dihujad, akhirnya diputuskanlah tak seorang pun menunggang keledai, dia bersama anaknya berjalan kaki. Tak lama kemudian beberapa orang melintas dihadapannya sambil tertawa terbahak-bahak...."orang tua yang aneh, punya keledai yang bisa di jadikan kendaran kok tidak dimanfaat, lebih memilih berjalan kaki....ckckckckck"
Kisah ini menggambarkan dimana setiap apa saja yang kita lakukan akan mendatangkan kritikkan atau cemoohan. Dalam kehidupan sehari sering kali mengalami hal yang demikian. Tak terkecuali saya, sering sekali mengalami hal yang demikan, apalagi di lingkungan kerja.
Awalnya setiap mengalami hal demikian membuat saya sama seperti bapak tersebut, bingung mau bersikap bagaimana, kata siapa yang mau di dengar dan siapa yang mau di ikuti.....selalu saja gak kebeneran.
Ternyata kritikkan / cemoohan itu menjadi guru yang sangat berjasa bagi diri saya. Itu suatu tempaan yang melatih diri bagaimana menjadi orang yang bijak dalam bersikap, belajar mengontrol emosional, belajar memaafkan walau disakiti, belajar untuk tidak membenci orang mencemooh, dan tidak membalas dengan cemoohan juga, ternyata itu tidak mudah, perlu jam tayang yang panjang juga ya, tapi saya coba menyakini diri sendiri.......jika saya bersungguh -sungguh mengambil sisi positifnya.......Insya Allah saya pasti bisa. Saya selalu bermohon kepada Allah agar saya di kuatkan disetiap ujian yang Dia berikan, semua yang terjadi pasti atas seijin-Nya, Allah sudah memperhitungkan setiap ujian yang diberikan kepada setiap hamba-Nya. Yang terpenting yakin Allah akan selalu bersama dengan orang yang percaya akan Kekuasaan-Nya.
Bagi saya hidup ini adalah sebuah proses, yang membutuhkan keinginan belajar, senantiasa memotivasi diri sendiri serta senantiasa berpikir positif, tidak mudah diprovokasi oleh orang lain. Betapa pun baiknya kita kepada orang lain akan ada selalu ada orang yang akan mencela dan membenci kita......jangan hiraukan....jangan berhenti melakukan kebaikan-kebaikan pada orang lain.
Ada kata bijak yang menyemangati saya, diantaranya :
~ Sesungguhnya pencelamu sedang berbuat baik kepada mu dari dua sisi, pertama; ia sedang menghadiahkan kebaikkannya kepadamu, kedua; dengan sebab celaannya Allah menghapuskan dosa-dosamu~
Setelah merenungkan kata bijak ini, terlintaslah di pikiran saya "mengapa saya harus kecewa pada saat dicela?" Bukankah Allah sedang memberikan kemulian jika saya bersabar? Maka saya mulai melatih diri saya untuk tidak lagi merasakan sakit akibat dari setiap celaaan yang saya dapati. Saya selalu berdoa kepada Allah agar di beri kesabaran dan keikhlasan pada saya.
Menurut saya, pencela tidaklah lebih baik dari orang yang dicelanya. Mana mungkin orang yang memiliki kehidupan besar dan damai memiliki hati yang mampu mencela orang lain. Mencela adalah pekerjaan yang paling gampang di lakukan oleh jiwa-jiwa kerdil. Pencela adalah orang paling gelisah dengan kehidupannya yang tidak ikhlas pada kehidupan orang lain yang penuh dengan kedamaian.
So.... Tidak ada gunanya menjawab celaan orang yang niatnya memang hanya mencela. Karena tidak ada penjelasan yang bisa menjernihkan orang hatinya keji (suka mencela) kecuali ijin Allah. Maka cara terbaik untuk menyikapi pencela adalah diam dan mendoakan kebaikkan baginya. Semoga Allah melembutkan dan membeningkan hatinya.
bertambahnya usia, kita akan semakin menyadari sebenarnya kritikan, celaan atau apapun yang ditujukan pada kita adalah sebagai bentuk perhatian orang lain terhadap kita sehingga dengan itu ada semcam rem agar kita lebih mawas diri. Dan menjadikan celaam sebagai hal yang patut disyukuri memang bukan perkara gampang, membutuhkan proses pendewasaan pikiran. Akhirnya suatu saat kita akan mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah mencela kita.
BalasHapusDan diam adalah hal terbaik ketika kita dicela
Iya mas..... Ternyata itu menjadi salah satu dlm menjalani "PROSES" dlm hidup
HapusIya mas.... Itu suat proses yang harus kita jalani dengan baik. Proses PENDEWASAAN diri.
BalasHapusMas Ies .... Makasih ya
Mendapatkan kritikan atau celaan dari org lain itu memang menyakitkan, tapi alangkah lebih baiknya kita tidak membalas menyakitinya dgn mencela/mengkritik kembali, iya kan mba.... :)
BalasHapusBenar banget, mbak
Hapusuntuk laki-laki, saran, kritikan cemoohan itu menjadi hal biasa,tanggapannya pun selalu cuek, atau sebentar saja sakit hatinya, untuk wanita pasti butuh waktu lama untuk meredam sakit hati akibat cemoohan tersebut.
BalasHapusbetul juga kata bijak tersebut bu sukma, asal kita legowo saja kita dapat peringatan dan dapat pahala.
Itulah bedanya ya, mas..... Wanita terlalu dibawa kehati.
HapusAlhamdulillah, sekarang saya sdh bisa cuek mas.... Ngebayangin aja lagi dpt pahala ya si pencela....dosa2 saya berguguran.....sehingga kalo dpt celaaan langsung bilang "Alhamdulillah"
Hidup adalah suatu pilihan, jika kita tak punya pilihan kita sendiri yang akan bingung dalam menjalaninya.
BalasHapusBenar, mas
HapusMakasih mas sarannya
selamat pagi bu sukma , semoga aktivitas lancar
BalasHapusjadi ingat cemoohan orang -orang yang berkunjung ke blog ku ketika berumur 2 bulan
BalasHapusdia bilang blog ko isinya cuma curhat dan cuma puisi , siapa yang mau datang lihat , paling paling ga lama lagi akan kehabisan ide ..
terus yang hadir dari google cuma 5 jam satu orang dan sembari ketawa dia
aku cuma tersenyum dan berkunjung balik dan ternyata oh ternyata blognya ramai benar pengunjungnya dan artikelnya tak membuat aku heran karena yg dikunjungi semuanya cuma kopypaste tp ada sopanya pasang sumber tp ga ada bikinan sendiri
dan aku bertrimakasih dari ejekan aku tahu bagaimana menarik pemimat pengunjung dg hasil karya sendiri tanpa copypaste malah seringdi copypaste pengunjung walau agak marah
Iya mbak..... Pencela itu menjadikan kita lebih bijak.
BalasHapusSenyum..... Diam....cara baik menjawab celaannya
sesungguhnya kritikan yang paling jelas dan nyata adalah celaan ya Bund, tapi kadang kita tak mampu menerimanya begitu saja dan mengambil nilai positifnya...ya, namanya juga hati...yang oleh Dia sengaja dibolak-balikkan dengan mudahnya. Bismillah, semoga kita semua menjadi orang yang sabar dan mampu berubah menjadi lebih baik, aamiin
BalasHapusAamiin
HapusSmg kita selalu di berikan kesabaran, selalu berperasangka baik serta ikhlas oleh Allah SWT
wah templatenya baruuuu... bagus banget mbak...
BalasHapusPengen juga bisa ganti template seperti ini deh :)
#ups.... gagal fokus
Kembali ke topik aja deh....
Memang kalau kita selalu nuruti kata2 orang sih repot ya mbak... gak ada yang "bener" karena setiap orang maunya beda2. Repot kalu ngikutin semuanya.
Pertama2 saya mohon maaf dulu ya, mbak....udah membuat mbak Rani keliling cari kotak koment, ternyata saya kemaren edit salah klik pilihan.
HapusBenar mbak, karena biasanya org lebih kpd kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum