Minggu, 05 Juni 2011

Malin Kundang versi baru

Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu'alaikum ...sobat semua ..^_^ 

Masih ingatkah sobat tentang dongeng dari Ranah Minang, yakni Malin Kundang ..?? Tentu saja kita masih ingat sekali dengan dongeng itu, walaupun itu dongeng yang sering kita dengar di masa kita kecil dulu, kita semua tak akan pernah lupa. Ya ...  itu adalah kisah durhakanya seorang anak karena tidak lagi mengakui orang tuanya. 

Sobatku semua ... kali aku tidak mendongengkan kembali kisah Malin Kundang versi Ranah Minang tersebut, aku hanya mengkaitkan apa yang beberapa hari ini yang kulihat diacara" Big Brother" di Trans TV.  Pada awal acara ini ditayangkan aku tidak begitu tertarik, aku berpikir acara ini sama saja dengan acara "PETIR" di AN TV, dimana disetiap episodenya hanya ditayangkan hanya marah-marah, maki memaki disetiap peserta, ah....  ku pikir ini acara tidak ada manfaatnya dan tidak mendidik banget. Maka setiap Yoga mengalihkan chanel TV keacara tersebut, aku terus saja untuk mengingatkan Yoga untuk tidak menontonnya.


Tetapi acara  " Big Brother" ...... setelah ku lihat beberapa kali, ada yang berbeda dibandingkan dengan acara "PETIR" di AN TV, ku lihat setiap peserta, mereka semua belajar mengendalikan emosi masing-masing, ego masing-masing, dan kulihat itu tidak mudah.... bayangkan kita berkumpul dengan orang yang baru saja  kita kenal, hidup bersama-sama selama  berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sekarang sudah berbulan-bulan. Aku melihat bagaimana usaha keras setiap peserta dalam pengendalian diri mereka masing, bekerja secara Team Work, dan itu tidak mudah, maka tak heran  ada beberapa peserta mulai tidak kuat menjalani kegiatan tersebut, ini terlihat beberapa peserta berharap mereka di deportasi alias di keluarkan dari ajang lomba tersebut.

Ada sesuatu yang membuat aku menjadi tertarik untuk terus mengikuti acara tersebut, adalah kisah peserta bernama "Lutfi" yang berprofesi Dokter, aku tidak tertarik karena dia Dokter, tetapi kisah masa lalunya.  Awal aku mengenal peserta ini, sempat bertanya-tanya dalam hati , masa' dokter tingkah laku begitu sih ...?? Aku melihat tingkah lakunya tidak mencerminkan dia seorang intelektual. 

Dan aku semakin tercengang lagi, beberapa hari yang lalu, Team Kreaktif Trans TV telah berhasil menghadirkan orang tua Lutfi . Semua peserta menjadi sangat tercengang dengan kenyataan yang di ungkap oleh Team Kreaktif Trans TV, dimana jauh berbeda dengan apa yang diceritakan oleh Lutfi tentang orang tuanya, sangat-sangat berbeda, ternyata orang tua Lutfi ini adalah keluarga yang sederhana, tapi bagiku  mereka berdua orang yang  bersahaja. 

Aku semakin tercengang lagi,  ternyata Lutfi telah menghilangkan kehadiran mereka berdua tersebut dihatinya, Lutfi tak   lagi menginginkan  kehadiran mereka berdua. 

Ya .... ampun dizaman sekarang masih ada aja kisah Malin Kundang, aku tak percaya Lutfi seorang Dokter, seorang yang berpendidikan tinggi itu mampu melakukan hal serupa itu ...??? Begitu besarnya dendam dan kebencian yang terpatri dihati seorang Lutfi, hingga mampu mengikiskan kasih sayang kedua orang tuanya.

Aku tak kuat melihat bapak dari Lutfi menahan bulir-bulir air matanya untuk tidak jatuh, menerima kenyataan, bahwa Lutfi telah begitu membenci mereka berdua, tak ada lagi mereka berdua dihati Lutfi. Suatu kenyataan yang terpahit yang mereka terima, aku semakin tak kuat, ketika mendengar sang Ibu saat ini sedang sakit, dan kenyataan ini juga tak menggerakkan hati Lutfi, untuk menyapa mereka berdua, walaupun hanya dilayar kaca TV. Sebesar  apakah dendam dan benci yang ada hati Lutfi ini,  sebegitu bekunya hati Lutfi, sehingga tak mampu mencair sedikitpun. Aku berharap suatu saat Lutfi akan mencair juga hatinya.

Yuk ... sobat semua mari kita renungkan kisah ini, pantaskah kita melakukan itu..??? Aku percaya, sahabat blogger sependapat denganku, bahwa itu adalah sesuatu yang tak pantas kita lakukan.  Allah  SWT tak akan pernah mengampuni dosa-dosa  anak yang durhaka kepada orang tua, bahkan Allah  SWT akan menutup pintu surga-Nya untuk anak yang  durhaka kepada orang tua. 

Sobat semua .... kita percaya sekali, bahwa kita tak akan pernah mampu membalas semua kebaikan dan pengorbanan orang tua yang telah mereka berikan kepada kita semua. Bahkan segunung kebaikan yang kita lakukan kepada kedua orang tua kita, tak akan pernah mampu membayar air susu yang kita terima dari seorang ibu yang telah menyusui kita diwaktu kita masih bayi.

Tak akan ada seorang anak pun yang mampu membalas semua kebaikan dan pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orang tua nya. Maka janganlah pernah kita melukai hatinya, tak akan ada kebahagian hidup yang kita dapati jika kita menjadi anak yang  durhaka kepada orang tua.

Sobat semua ... kita percaya bahwa ridha Allah tergantung ridha orangtua, murka Allah tergantung murka orangtua. Jadi jika menginginkan ridha Allah hendaklah kita selalu meraih  ridhanya kedua orang tua kita. Yakni selalu melakukan kebaikan-kebaikan dan memberikan kebahagian kepada keduanya, janganlah kita melukai hatinya, selalu meminta restu dari keduanya, agar kita mampu juga meraih ridha Allah. Dan jika tidak menginginkan murkanya Allah, maka cegahlah murkanya kedua orang tua kita terhadap kita.



Aku berharap pihak Team kreatif  Trans TV dapat membantu memperbaiki hubungan Lutfi terhadap   kedua orang tuanya, kasihan juga kalau sepanjang hidupnya, Lutfi menjadi anak yang  durhaka kepada orang tua. 

Aku jadi tambah penasaran nih ... dengan usaha yang dilakukan oleh Team kreatif  Trans TV dalam acara Big Brother, semoga ending nya menjadikan Lutfi menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya.  Semoga ya ...^_^
 

17 komentar:

  1. Dalam acara TV tersebut diatas kita dapat memetik suatu pembelajaran yang tersirat, bahwa :

    "Masalah dapat merubah manusia, dan manusia tidak dapat merubah masalah"
    maka solusinya
    "Dengan mengatasi permasalahan yamng kecil, maka kita dapat mengatasi permasalahan yang besar"

    Sukses selalu Mba.

    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  2. gak dijelaskan ya kenapa dia begitu membenci ortunya?

    BalasHapus
  3. Wah ternyata kita sama yan...aku mulai pertama kali nonto acara ini saat lg main kermh iparku..dan ia bilang acara ini lain dr pd yang lain...dan sampai hari ini akupun hampir setiap hari menonton acara ini..
    Subhanallah...tentang lutfi,aku benar2 kaget dg kisahnya..dan aku jg sempat menilai, tu dokter kok gayanya begitu (kok gak spt abangku)...
    Yan..semoga saja anak kita tidak akan menjadi malin kundang dlm versi apapun...

    BalasHapus
  4. Wahhh bun, saya juga pengemar BigBrother ..awalnya juga saya pikir biasa2 aja tapi setelah melihat dan lihat ternyata banyak menariknya di acara ini...
    Tapi sayang waktu tayangan Lutfi dan orang tuanya saya sedang pergi jadi saya gak melihat, sayang sekali saya melewatkannya.
    Tapi Tim kreatif Trans TV selalu bisa untuk hal2 itu bun, semoga saja ada happy endingnya bun.

    BalasHapus
  5. kisah lutfi bisa dipercaya
    namun waspadai biasanya ceritany itu biasa2 sj namun di dramatisir oleh tim kreatif agar rating big brother naik. sy g mau tertipu ky termehek2 yg ternyta rekayasa semata. pembohongan dan pembodohan publik. namany juga tim kreatif mereka harus kreatif agar dpt perhatian

    BalasHapus
  6. mungkin karena Lutfi belum pernah menjadi orang tua mbak, andai saja Lutfi sudah merasakannya tentu akan lain cerita...semoga Alloh membukakan pintu hatinya :-)

    BalasHapus
  7. oo,, Ical juga nonton tante,, emang tuh si Lutfi,, kena psikopat kali dia....
    masa' tampang kemayu gitu katanya dokter,,

    BalasHapus
  8. ehm,..ya mbak,. aku setuju dg pendapat mas Rahman Raden, mgkn sj ini hanya ide untuk menaikkan rating. Jika pun bukan, semoga ini adalah bentuk pembelajaran kepada pemirsa tv.

    BalasHapus
  9. Sepertinya hanya aku yang gak nonton acara BigBrother deh.. maklum selama diklat aku jaraaannggg banget nonton TV, meskipun di tiap2 kamar disediain TV.
    Tapi ibuku suka juga acara itu dan kemarin ibuku bercerita tentang si Lutfi itu. Benar2 tega ya dia sama ortu kandungnya.

    BalasHapus
  10. hehehe semua pada nonton acara BigBrother ya...ehmmm kayaknya lutfi...dan ternyata kemarin setelah di chek di Universitas Airlangga gak ada lhoo yg lulusan sana namanya lutfi nah..lho....nah lho....

    BalasHapus
  11. Ya Tuhan, padahal sejatinya jika Luthfi menyadari... kesuksesan dia yang sekarang menjadi dokter tidak terlepas dari peran ortu juga.. jangankan akan masuk surga, anak yang durhaka kepada orang tua tidak akan diijinkan bahkan untuk mencium bau syurga Alloh.. ckckck.. segera bertaubat dan mohon ampunan ke orang tua aja deh.. sebelum semuanya terlambat..

    BalasHapus
  12. aah semua hanya cari9x sensai j mb,biar terkenalkah,biar dpt dwitlah,bg yg bkm tahu/blajr teater lo liat acr tv pd kebliger,pdhl lo wartwan dan media di katakan org paling sadis yi mencr dwit dr kisah org ya bisanya protes jg.

    BalasHapus
  13. sayangnya saya tak suka menonton acara itu , jadi tidak tahu juga mengapa Lutfi begitu membenci orangtuanya. Tapi saya pikir, memang tak seharusnya Lutfi bersikap seperti itu apalagi terhadap kedua orangtuanya....

    BalasHapus
  14. ujung ujungnya akans ama bu, (un)reality show.... dimana semua sudah dirancangs edemikian rupa dalam bentuk drama....

    BalasHapus
  15. apapun tinggi pendidikannya dan juga tinggi jabatannya kalau tidak dibarengi dan dibentengi oleh pendidikan Agama akan lupalah dia, siapa yang melahirkan, siapa yang membesarkan dan dari mana asalnya! banyak sudah orang2 yang seperti LUTFI itu bermunculan di kota-kota besar.

    trims atas ceritanya, sukses selalu n TETAP SEMANGAT

    BalasHapus
  16. wa'alaikum salam Mbak,
    saya ndak nonton acara itu Mbak. Tapi apapun maksud dan tujuan acara seperti itu, jelas memberikan 'nilai' tersendiri terhadap pemirsa, bahwa kenapa harus mempermainkan perasaan oprang tua di depan jutaan pasang mata. ITu jauh lebih mengerikan jikan dibandingkan berkata "AH".

    Mungkin di jaman seperti ini Malin Kundang itu sudah merajalela, bahkan mungkin saya bisa jadi mengalaminya, tapi semoga kita dihindarkan dari yang demikian. Bagaimanapun juga ridho Alloh terletak pada ridho orang tua bahkan surga di bawah telapak kaki Ibu.

    Semoga tayangan yang menjual air mata, pembodohan, mengelabui dan sejenisnya terkikis dari negeri ini, janganlah menjual al-hal semacam itu hanya untuk kepentingan uang dan duniawi

    BalasHapus
  17. Dengan segala kerendahan hati Ejawantah’s Blog menghantarkan Blogger Award 2011 secara bergulir kepada sahabat, dan Award dapat diambil di http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/06/menerima-menebar-harta-karun-dari-dunia.htm.

    Dan selamat pagi sahabat semua, selamat bergembira, dan tetaplah semangat. Sukses selalu.

    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus